AKARMERDEKA, SEMARANG – Direktur PT Mitra Maharta, Agus Zamroni, hanya bisa mengelus dada dan pasrah, saat melihat perusahaan yang dibangunnya nyaris bangkrut.
Produsen produsen alat mesin pertanian (alsintan) asal Madiun itu, terpaksa menyerahkan empat unit combine harvester merek Zaaga kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Ponorogo pada Selasa (16/9/2025).
Empat unit alsintan itu sebagai jaminan atas kewajiban pajak yang belum dapat dipenuhi perusahaan.
“Kewajiban pajak ditambah dengan beban denda sejak 2021, total senilai Rp499 juta. Harga satu unit combine mencapai Rp122 juta,” katanya.
“Kami tidak sanggup membayar denda yang menumpuk. Maka kami serahkan mesin ini kepada negara sebagai bentuk tanggung jawab,” imbuhnya.
Yang bikin Agus nelangsa, sebenarnya empat alsintan itu merupakan bagian dari 1.000 unit alsintan yang pada 2015 silam dipesan Presiden RI kala itu, Joko Widodo (Jokowi).
Diceritakan, pada 2015, Jokowi mengunjungi PT Mitra Maharta yang berada di Kecamatan Mlilir, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim).
Kala itu, Jokowi memesan 1.000 alsintan kepada Agus, dengan janji akan segera dibeli dan dilunasi.
Mendapat pesanan dari orang nomor satu di Indonesia, Agus pun segera memproduksi 1.000 alsintan sesuai permintaan.
Namun sayangnya, janji tinggal janji. Dari 1.000 alsintan yang dipesan, pihak Jokowi hanya mengambil dan membayar 81 unit.
“Bahkan ada yang dibeli melalui APBD, tapi dianggap pembelian pusat. Padahal jelas sumbernya dari daerah,” kata Agus.
Sementara sisanya tak dibayarkan. Agus pun terpaksa menjual sisanya secara mandiri.
Padahal, modal untuk memproduksi alsintan itu hasil pinjaman dari bank.
Hingga kini, masih tersisa ratusan alsintan yang belum terjual, sehingga bikin perusahaan Agus nyaris bangkrut.
Meski saat ini ia merasa berat untuk terus menajalankan roda perusahaan, Agus berharap pemerintah ke depan tetap menaruh perhatian pada industri dalam negeri.
“Kami riset untuk petani agar tidak selalu bergantung impor. Semoga di era Pak Prabowo, perhatian pada industri lokal bisa lebih nyata,” tuturnya. (*)