Pemuda Tegal Bicara di Forum Internasional ASEAN: Teknologi Harusnya Buka Peluang, Bukan Nambah Kesenjangan

Syaeful Mujab, pemuda cerdas dari Tegal bicara soal teknologi dan peluang di masa depan pada forum ASEAN.

R. Izra
2 Min Read
Ketua Indonesian Youth Diplomacy (IYD), Muhammad Syaeful Mujab, tampil di panggung internasional lewat ASEAN for Peoples Conference.

AKARMERDEKA, JAKARTA – Ketua Indonesian Youth Diplomacy (IYD), Muhammad Syaeful Mujab, tampil di panggung internasional lewat ASEAN for Peoples Conference —forum masyarakat sipil terbesar di Asia Tenggara.

Pemuda asal Tegal ini berbagi pandangan soal masa depan pekerjaan di era digital bersama perwakilan muda dari Singapura dan Filipina.

Bagi Mujab, kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) adalah pedang bermata dua. Di satu sisi memberi peluang besar, tapi di sisi lain bisa memperlebar jurang sosial.

“Kemajuan teknologi belum dirasakan secara merata, baik dari sisi wilayah maupun sosial ekonomi,” ujarnya.

Ia menyoroti kesenjangan digital yang masih nyata — terutama di kalangan perempuan dan masyarakat pedesaan yang belum punya akses internet dan perangkat memadai.

Mujab menegaskan, pembangunan digital tak bisa berhenti di pelatihan teknis. Harus ada kebijakan yang melindungi dan memastikan semua kelompok punya kesempatan yang sama.

“Teknologi seharusnya membuka peluang, bukan jadi alat yang memperluas ketimpangan sosial,” tegasnya.

Isu lain yang disorot Mujab adalah tingginya jumlah generasi muda yang bekerja di sektor informal tanpa perlindungan hukum.

“Pemerintah perlu memberi perlindungan bagi para pekerja informal yang rentan,” tambahnya.

Forum ASEAN for Peoples Conference sendiri mempertemukan komunitas dari 11 negara Asia Tenggara untuk membahas isu sosial, ekonomi, dan kemanusiaan di kawasan.

Acara ini diinisiasi oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), organisasi yang didirikan oleh Dino Patti Djalal.

Sejumlah tokoh nasional dan regional juga hadir, termasuk Pita Limjaroenrat (mantan anggota parlemen Thailand), Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan Anthea Ong dari Singapura.

Lewat forum ini, Mujab berharap suara anak muda Indonesia bisa ikut menentukan arah masa depan kawasan.

“Anak muda enggak boleh cuma jadi penonton di era digital. Kita harus ikut ambil peran dalam menciptakan sistem kerja yang lebih adil dan manusiawi,” tutupnya. (*)

Share This Article