Pertemuan 2 Jam, Jokowi Tagih Janji Politik Prabowo, Mantan BIN: Kayak Debt Collector, Kehilangan Rasa Malu

Eks agen BIN menilai Jokowi sebagai pemimpin yang kehilangan rasa malu, masih berusaha mempertahankan pengaruh dalam pemerintahan, meski masa jabatannya sudah berakhir setahun lalu.

R. Izra
2 Min Read
Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

AKARMERDEKA, JAKARTA – Pertemuan dua jam antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Sabtu (4/10), ternyata bukan cuma silaturahmi biasa.

Mantan anggota BIN, Kolonel (Purn) Sri Radjasa, menyebut kedatangan Jokowi ke rumah Prabowo “mirip debt collector yang datang nagih utang politik.”

Ia menilai, Jokowi masih berusaha mempertahankan pengaruhnya dalam pemerintahan, meski masa jabatannya sudah berakhir setahun lalu.

Menurut Radjasa, agenda sebenarnya dari pertemuan itu adalah upaya Jokowi mencari perlindungan politik.

Isu seputar ijazah Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming, yang kini menjabat wapres, disebut jadi beban yang ingin diamankan lewat kesepakatan di balik pintu tertutup itu.

“Yang paling jelas, Jokowi minta imunitas politik. Dia juga disebut menekan Prabowo agar tak mengganti Kapolri Listyo Sigit,” ungkap Radjasa.

Ia menyindir keras tindakan Jokowi sebagai “pemimpin yang kehilangan rasa malu.”

Radjasa juga memperingatkan Prabowo untuk tak membiarkan diri dikendalikan oleh bayang-bayang kekuasaan lama.

“Dikasih hati minta jantung, dikasih jantung minta kepala, dikasih kepala minta nyawa —habis kita. Kalau ini dibiarkan, Prabowo bisa mati pelan-pelan,” katanya tajam.

Meski pihak Istana menyebut pertemuan itu hanya silaturahmi dan “bahas masalah kebangsaan,” publik punya tafsir lain.

Pasalnya, ini sudah kali ketiga Jokowi dan Prabowo bertemu sejak pelantikan Oktober 2024, dan semua pertemuan berlangsung tertutup.

Pertanyaannya kalau memang hanya silaturahmi, kenapa begitu banyak rahasia di baliknya?

Dan kalau benar Jokowi masih menagih “utang politik”, apakah ini tanda bahwa kekuasaan lama belum benar-benar mau pergi? (*)

Share This Article